Jumat, 27 Januari 2017

10 Teleskop Terkenal Di Dunia

Berikut ini adalah Teleskop-teleskop terkenal di dunia yang memberi sumbangsih besar dalam ilmu-ilmu Astronomy dan sebagai pertanda kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan Sains.

1. Gemini Observatory


Dua mata lebih baik dari satu. Twin optik / teleskop inframerah Observatorium Gemini adalah terpisah, tetapi bersama-sama mereka dapat mengakses seluruh langit. Gemini Selatan terletak sekitar 9.000 meter di Andes Chili, Gemini Utara (foto) adalah di bagian atas Mauna Kea, rumah bagi sebuah komunitas internasional dengan teleskop yang mengintip ke langit malam, dengan suasana yang sangat baik di Hawaii.

2. European Southerm Observatory


Teleskop dengan panjang 3,5 meter ini merupakan teleskop pertama di dunia yang memiliki cermin utama yang dikendalikan oleh komputer. Bersama teleskop ESO di Gurun Atacama di Chili, juga termasuk Very Large Telescope dan observatorium utama di Eropa

3. National Radio Astronomy Observatory (NRAO) 


Dikenal juga sebagai ALMA, sebuah kolaborasi antara Amerika Utara dengan Asia Timur dan Chile. ALMA akan menjadi The Biggest Earth Radio Observatorium dan paling maju di dunia. Yang akan membawa kita ke teknologi Observatorium berikutnya yang lebih tinggi. Beberapa situs termasuk Observatorium Teleskop Green Bank yang sangat besar dan masa depan ALMA AS. Baru-baru ini, para ilmuwan telah menggunakan data Green Bank untuk mencari frekuensi dari molekul di ruang antar bintang.

4. Chandra / Spitzer Space Telescopes 


Salah satu observatorium NASA yang terkenal (selain Teleskop luar angkasa Hubble) telah memberikan gambaran sekilas tentang alam semesta yang tidak dapat dilihat. Orbit elips dari Chandra X-Ray Observatory, yang membawanya pergi dari Bumi, memberikan pandangan yang lebih baik dari daerah berenergi tinggi, seperti supernova.

5. Corot / Kepler Space Telescopes


NASA meluncurkan Teleskop Kepler di dua tempat yang berbeda, sehingga dapat mulai melakukan pengamatan. Satu di Perancis dan satu di Amerika.

6. W. M. Keck Observatory 


Setiap cermin utama terdiri dari 36 segmen heksagonal yang bekerja sama sebagai sebuah kesatuan dari kaca dengan teknik revolusioner yang memungkinkan pencapaian cermin besar.
Mereka telah membantu para ilmuwan membuat beberapa penemuan mengejutkan, seperti adanya galaksi di pinggiran alam semesta, mempelajari supernova untuk menentukan tingkat ekspansi alam semesta, sifat puncak gamma-ray.

7. Mount Wilson Observatory


Saat itu, kereta keledai digunakan untuk membawa cermin 60-inci ke puncak gunung. Gunung Wilson merupakan evolusi observatorium modern, dan salah satu tempat paling penting di sejarah ilmiah. George Ellery Hale 60-inci, yang tidak lagi digunakan untuk penelitian ini akan digunakan untuk studi klasifikasi spektral bintang, yang merupakan dasar dari astronomi modern.

Teleskop Hale merupakan yang terbesar di dunia 100 tahun yang lalu, tetapi dalam waktu 10 tahun, digantikan oleh oleh beberapa teleskop canggih yang lebih besar. Dengan teleskop ini, Edwin Hubble menemukan noda-noda dari nebula, bahwa alam semesta berkembang, dan bahwa kecepatan sepadan dengan perluasan Big Bang atau penciptaan. Observatorium Mount Wilson menjadi observatory utama selama 40 tahun.

8. Palomar Observatory 


Teleskop Palomar 200-inci membantu merevolusi astronomi modern. Para pembuat cermin menghabiskan hampir 1 juta dolar pada tahun 1934 dan masih belum cukup untuk membuat cermin kuarsa yang cukup besar. George Ellery Hale, yang memimpin Palomar meminta cermin 200-inci terbuat dari campuran baru yang disebut kaca Pyrex. Perubahan suhu membuat Pyrex meluas dan kontraksi lebih kecil dari kaca biasa.

9. Galileo’s Telescope


Galileo Galilei tidak menciptakan teleskop, ia mungkin bahkan bukan orang pertama yang menggunakan teleskop. Tapi desain teleskop yang kuat memungkinkan dia untuk melihat lebih jauh daripada orang lain. Dengan teleskop 1609, ia bisa memperhatikan bulan, bahkan menemukan empat bulan Jupiter, menonton supernova, menemukan bintik matahari dan memverifikasi fase Venus.

10. Hubble Space Telescope


Hasil penemuan dari Teleskop Hubble selama dalam 18 tahun terakhir adalah untuk menentukan umur alam semesta, yang memverifikasi bahwa energi gelap mempercepat perluasan alam semesta, mengambil gambar planet di luar tata surya kita, dan bahan kimia di atmosfer mereka.

Sumber : Tim Redaksi JASTRO
Penulis : Venus Juanda

Tips Memilih Teleskop AHLI

Berikut adalah ulasan lanjutan bagi anda yang ingin memilih dan membeli Teleskop Astronomi untuk pribadi ataupun untuk kalangan tertentu. (Baca : Tips Memilih Teleskop PEMULA)


Old Telescope
-[ BASIC TELESKOP ]-

1. Aperture (diameter tabung)
Diameter teleskop sangat berpengaruh dengan kualitas teleskopnya. Semakin besar, semakin cerah dan tajam gambarnya. Semakin besar pula pembesaran yang bisa disupport oleh teleskop tersebut.

2. Panjang fokus
Panjang fokus berpengaruh pada pembesaran teleskop. Semakin panjang, semakin besar pembesaran. Semakin besar pembesaran, semakin redup dan burem gambar yang dihasilkan.

3. Dudukan
Ada tiga Macam dudukan yaitu : Alt-Azimuth ,Equatoria, dan Computerized
Alt-Azimuth
Dudukan AZ menggerakan teleskop dengan gerakan atas-bawah kiri-kanan dengan patokan zenith (titik atas langit yang terlihat). Tipe ini murah dan mudah dipakai, tapi rumit untuk mengikuti pergerakan lanngit. Biasanya ditunjukan dengan AZ pada merknya. Seperti 70 AZ.
UPDATE :
Dudukan Alt-azimuth akan lebih efisien di Indonesia. Karena kutub langit hampir pas dicakrawala, perbedaan kemiringan langit hampir tidak terasa. Membuat dudukan Alt-azimuth hemat uang dan lebih berguna.
Equatorial
Dudukan EQ menggerakan teleskop dengan gerakan ansensio rekta dan deklinasi. Seperti halnya yang dipeta langit. Tipe ini sedikit rumit untuk dipakai bagi pemula, dan tipe ini sangat berguna kalau anda yang tidak ingin bersusah payah mengikuti gerak langit
UPDATE : Untuk Indonesia, dudukan EQ sedikit bermasalah dan kurang efektif. Karena Indonesia masih sekitaran 2 LU sampai 7 LS, Counterweight/pemberat dari dudukan EQ bisa melekat ke tripod. Dan juga perbedaan langit akibat ketidaksesuaian dengan kutub langit terasa sangat kecil karena kita sendiri tinggal didaerah dimana kutub langit hampir di cakrawala. Jadi Alt-Azimuth bisa lebih berguna disini
Computerized
Dudukan computerized ini bisa datang dalam wujud AZ atau EQ. Harganya pasti super mahal. biasanya 10 sampai 20 juta rupiah. Kelebihannya, dengan ini anda tidak perlu bersusah payah untuk mencari obyek yang redup dan mengikuti gerakan langit.

4. Tripod
Semakin berat dan bagusnya bahan tripod, semakin stabil pengamatan anda. Semakin sedikit getaran yang anda rasakan.

5. Eyepiece
Eyepiece/okuler berpengaruh pada pembesaran yang anda dapatkan. Semakin pendek panjang fokus okuler, semakin besar pembesaran. Semakin redup dan buram gambar.

6. Barlow lens
Lensa tambahan yang diletakan didepan eyepiece untuk menambahkan pembesaran.

7. Pembesaran
Cara mengetahui pembesaran cukup mudah. Panjang fokus teleskop dibagi panjang fokus eyepiece/okuler

-[ TIPE TELESKOP LANJUTAN ]-

1. REFRAKTOR
Tipe ini adalah tipe paling terkenal. Menggunakan lensa cembung sebagai objektif.
Kelebihan :
·         Gambar lebih terkontras karena langsung diambil dari lensa
·         Desain mainstream dan populer
·         Ringan
Kelemahan :
·         Aberasi kromatik ( Aberasi kromatik adalah ketidaksamaan fokus dalam warna-warna yang difokuskan. Jadi gambar biasanya akan muncul dengan piringan biru disekitar bintang, dan warnanya sedikit kehijauan. Hal ini bisa diperbaiki dengan menggunakan tipe refraktor apokromatik dan harganya pasti mahal )
·         Semakin besar lensa yang digunakan, harga semakin mahal

Refraktor dibagi jadi 3 jenis :
·         Galilean - Hanya menggunakan 1 lensa. Akibatnya, aberasi kromatik terasa super.
·         Akromat - Ini menggunakan 2 lensa. 1 lensa sebagai penghasil fokus, 1 lensa sebagai korektor. Tipe ini mengurangi aberasi kromatik yang dirasakan, tapi tidak menghilangkan.
·         Apokromat - Ini menggunakan 3 lensa. 1 lagi lensanya terbuat dari bahan 'flint' yang memfokuskan 3 warna tersebut pada 1 fokus. Dan inilah yang ngebikin harga teleskop ini SEEELAAANGIIIIT

2. NEWTONIAN / REFLECTOR
Tipe ini lebih baik dari Refraktor. Menggunakan cermin cekung sebagai objektif.
Kelebihan :
·         Gambar lebih akurat karena menggunakan cermin, tidak ada aberasi kromatik.
·         Harga lebih murah dibanding refraktor dan katadioptrik
·         Pendinginan teleskop lebih cepat karena tabungnya terbuka
Kelemahan :
·         Berat
·         Tempat eyepiece didepan, jadi sedikit susah untuk mengamati.
·         Cermin butuh dibenarkan terkadang agar gambar tetap akurat
·         Tabung terbukanya juga membiarkan debu-debu masuk
·         Cermin sekunder mengurangi aperture dari 2-50% (tergantung model teleskop).

3. CATADIOPTRIC / SCHMIDT-CASSEGRAIN TELESCOPE
Tipe paling sering dipakai oleh pengguna menengah hingga astrofotografer profesional. Menggunakan cermin cekung dan dipantulkan kembali kebelakang oleh cermin cembung agar panjang fokus lebih besar
Kelebihan :
·         Kualitas bagus
·         Panjang fokus super
·         Ukuran kecil dan portable
·         Ringan
Kelemahan :
·         Harga cukup mahal
·         Pembesaran berlebihan dapat memperburuk observasi nebula (karena ukuran tampaknya yang besar)
·         Kualitas tidak sebagus reflektor karena cahaya dipantulkan berkali-kali.
·         Untuk memindahkan fokus, cermin primernya digeser kedepan-belakang (dibanding reflektor dan refraktor hanya tempat eyepiecenya yang diubah-ubah)

-[ HAL-HAL PENTING MEMILIH TELESKOP ]-

A. Pembesaran / panjang fokus yang panjang bukan hal utama
Hal utama adalah aperture, jika aperture kecil tapi pembesarannya besar, gambar tidak sempurna.
B. Waktu pemakaian
Jangan menghabiskan terlalu banyak uang dengan hal yang anda cuma pakai untuk waktu sebentar. Pilihlah teleskop dengan harga menengah yang menurut anda enjoyable.
C. Dudukan lebih penting dari teleskopnya
Jika dilihat, dudukan terkadang lebih mahal dari teleskopnya.
D. Ingat anda ingin mengamati benda langit apa.

-[ SERI TELESKOP SESUAI BUDGET ]-

LOW BUDGET
1. Powerseeker
Seperti namanya, seri ini fokus ke kekuatannya. Oleh karena itu disediakan set eyepiece dari pabrik. Kelemahannya pada tripod. Karena kekuatan teleskop diutamakan, kualitas tripod sedikit rendah.
2. Astromaster
Seri ini tidak terlalu fokus dengan kekuatannya. Seri ini unggul dalam tripodnya. Warnanya lebih berwarna dari Powerseeker. Kelemahannya pada Reflektor. Cermin sekundernya rata-rata besar yang membuat aperturenya berkurang.

MEDIUM BUDGET
1. Omni
Seri ini diperuntukan untuk pencinta teleskop manual. Seri ini fokus dalam kualitasnya. Tripod dan dudukan bagus, kualitas optik juga bagus. Sedikit kelemahannya.
2. Nexstar SLT
Seri ini diperuntukan untuk pengguna amatir yang ingin mudah dalam penggunaannya. Dudukan memakai dudukan berkomputer.
3. LCM
Seri ini overall sama seperti Nexstar SLT. Hanya dudukannya langsung bertumpu ke tripod. Memberikan gambar yang lebih stabil.

HIGH BUDGET
1. Nexstar
Seri ini adalah gerbang dunia dudukan berkomputer. Dudukannya bertipe Go-to, jadi anda hanya perlu ketik nama dan dudukannya akan mengarahkan teleskopmu ke target yang anda inginkan. Kelemahan pada dudukannya alt-azimuth semua dan tipenya hanya Schmidt Cassegrain.
2. Advanced VX
Seri ini mulai fokus ke dudukannya yang baik, sangat cocok untuk astrofotografi. Reflektornya juga tidak terlalu bermasalah dengan cermin sekundernya.
3. CPC
Seri ini mirip dengan Nexstar, tetapi kali ini dudukannya dipasang 2, tidak menumpu pada 1 dudukan saja.
4. CGEM
Kurang puas dengan dudukan Advanced VX? Inilah solusinya. Dudukan CGEM bisa menampung lebih banyak beban dari Advanced VX. Sehingga kalian bisa memasang lebih banyak aksesoris ke teleskop kalian.


Sumber : Tim Redaksi JASTRO
Penulis : Venus Juanda

Tips Memiih Teleskop PEMULA

Memilih teleskop itu sepertinya membingungkan ya? Apalagi harga teleskop yang lumayan mahal, dengan dana terbatas, pasti jadi bingung. Berikut ini kita coba memberi sedikit tip.

Astronomy Telescope
Pertama, bicara tentang teleskop, kita pasti sering mendengar bahwa teleskop ini bisa memperbesar sampai berapa kali? Bisa sampai jutaan kali? WOW .. kalau memang demikian adanya, astronom tidak punya kerjaan, karena tidak perlu bersusah payah untuk setiap malam mengamati, cukup dengan mengintip teleskop, semua bisa melihat permukaan Mars seperti melihat halaman tetangga. Ini merupakan kesalah pahaman yang memang dialami oleh banyak orang.

Jadi sekarang harus diluruskan, fungsi teleskop itu apa? Untuk melihat benda yang jauh? Untuk memperbesar citra dari obyek yang jauh, mmm, fungsi teleskop adalah untuk: Mengumpulkan cahaya!! Seperti juga fungsi mata kita, mata kita hanya bisa ‘melihat‘ jika ada cukup cahaya yang datang dari obyek yang kita amati sampai ke mata kita. Jadi fungsi teleskop adalah sebagai alat bantu mata untuk mengumpulkan cahaya lebih banyak dari mata kita bisa lakukan, sehingga informasi yang sangat-sangat redup (misalnya karena jauhnya) bisa teramati.

Dengan demikian, apa yang menjadi penting dalam memilih teleskop? Yang pertama harus dilihat adalah: Aperture, bukaan, atau diameter teleskop. Ibarat ember itu teleskop untuk menampung hujan (cahaya), makin besar diameter, makin mudah air hujan tertampung. Dengan demikian, penting untuk diingat, bahwa bukan diameter yang terpenting, tapi luas permukaan ember yang menentukan. Sebagai contoh, jika ember mempunyai diameter sebesar 20 cm (standard teleskop tipe Schmitdh-Cassegrain, jenis dan ukuran teleskop yang paling populer), akan mempunyai kemampuan mengumpulkan cahaya empat kali daripada yang 10 cm, karena luas lingkaran adalah berbanding kuadrat.
 
Jadi makin besar makin baik? Tidak juga, semua ada batasnya, pergolakan udara di atmosfer menjadi kendala pengamatan; pengamatan menggunakan teleskop terbaik di seluruh muka bumi ini mempunyai batas resolusi antara 0,5-2 detik busur, bergantung pada lokasi; dengan resolusi 0,5 detik busur diperoleh menggunakan teleskop dengan diameter 30cm, sedangkan semakin besar, tidak bisa memberikan resolusi yang lebih baik, kecuali mengumpulkan lebih banyak lagi cahaya. Jadi, kita sudah bisa memperkirakan dengan dana yang kita punya, berapa diameter yang kita inginkan.
Tapi aperture bukanlah alasan tunggal, seperti yang sudah diungkapkan di atas, fator resolusi itu penting, resolusi adalah seberapa baik teleskop memisahkan dua obyek yang berdekatan (contoh: bintang ganda). Mempertimbangkan ‘dimana’ kita mengamat juga harus diingat, karena, seperti di semua tempat di daerah tropis dengan kelembaban tinggi, menyebabkan reduksi yang sangat besar pada resolusi pengamatan, sehingga, diameter 20 cm atau 30 cm bisa jadi memberikan hasil yang ‘sama saja’.

Lalu, itu saja pertimbangannya? Pernah perhatikan bahwa ada teleskop yang ukurannya panjang, pendek? Ada satu faktor yang perlu diperhatikan, yaitu panjang fokus. Panjang fokus adalah panjangnya jarak yang harus ditempuh cahaya dari lensa obyektif (teleskop refraktor) atau cermin utama (reflektor) ke suatu titik dimana cahaya itu difokuskan. Gampangnya, gambarnya fokus itu butuh berapa jauh? Makin jauh panjang fokus, makin besar bayangan pada titik fokus. Gambarannya, seperti LCD proyektor dan layarnya, berapa jauh jaraknya? Pindahkan layarnya menjauh, gambar dari LCD proyektor akan membesar, tapi makin redup.

Jadi, panjang fokus itu penting untuk menentukan pembesaran. Makin panjang fokusnya, makin besar pembesaran yang bisa diperoleh, tentu saja dengan mempertimbangkan adanya pembatasan yang ada, tapi dengan menyertakan lensa okuler untuk pengamatan, berapa besar bisa dihitung. Perbesaran teleskop merupakan hubungan panjang fokus dbagi panjang fokus okuler yang kita pergunakan. Misalnya kita punya teleskop dengan panjang fokus 1000mm, kita mempergunakan okuler seukuran 50mm,maka kita mendapatkan perbesaran sebesar 1000mm/50mm=20x.
Jadi, sepanjang hanya melakukan kegiatan mengamati, kita bisa menentukan berdasarkan spesifikasi yang ada pada teleskop, pengamatan apa saja yang mungkin bisa dilakukan.Lalu bagaimana jika kita ingin melakukan fotografi? Ada satu istilah yang biasa digunakan oleh penggemar fotografi, yaitu Fokal Rasio. Fokal rasio merupakan perbandingan antara panjang fokus dibagi lebar diameter. Ini lebih penting alih-alih panjang fokus, karena biasanya fotografer astronomi akan mengganti okulernya dengan kamera.

Pengaruh fokal rasio tidak terlalu terasa secara visual, tapi sangat menentukan secara fotografi, karena menentukan seberapa cepat gambar diambil menggunakan teleskop. Jika fokal rasio yang lebih kecil dikatakan cepat, sedangkan fokal rasio yang lebih besar dikatakan sebagai lambat. Sebagai contoh f/5.6 lebih cepat dari f/10, yang memberikan efek yang berbeda secara fotografi.

-[ MACAM-MACAM TELESKOP ]-

Seperti yang telah dibahas, ada tiga jenis rancang-bangun teleskop, reflektor, refraktor dan katadioptrik. Jadi berikut review sederhana:

Refraktor Telescope
Refraktor. Jika anda seorang pemula yang hanya sekedar ingin melihat-lihat, bisa melihat langit atau alam, refraktor adalah pilihan yang baik. Cukup memilih refraktor dengan tipe obyektif yang akromatik. Tapi jika anda ingin mendapatkan citra langit yang baik baik, baik secara visual maupun fotografi, pikirkan refraktor apokromatik yang tentu saja lebih mahal.



Reflector Telescope
Reflektor. Teleskop Newtonian adalah yang terbaik untuk pemula, dengan syarat tidak melakukan fotografi, tapi paling tidak teleskop ini lebih irit biaya.

Katadioptrik. Dari pengamatan benda jauh, pengamatan planet, sampai pencitraan, yang berarti bisa digunakan pada hampir semua kegiatan pengamatan; pilihan terbaik jatuh pada Schmidt-Cassegrain. Tentu saja dengan harga yang, lumayan.

Itu adalah pilihan jenis-jenis teleskop, lalu bagaimana dudukannya?
Dudukan teleskop bisa jenis Altazimuth, atau Equatorial, tergantung pada tingkat keseriusan pengamatan.

-[ REKOMENDASI SPESIFIKASI TELESKOP ]-

1. Pengamatan Siang/Malam
Teleskop : Semua
Diameter : 70mm-150mm
Panjang Fokus: Sesuai keinginan (pilih yang mudah dibawa). Refraktor bagus untuk medan lebar, Cassegrain untuk medan sempit/planet.
Dudukan: Altazimuth

2.Pengamatan Bintang/Langit Malam
Teleskop: Newtonian/Schmidt-Cassegrain
Diameter: 150mm atau lebih.
Dudukan: Altazimuth, atau Equatorial (jika ingin fotografi)

3. Astrofotografi
Teleskop: Refraktor (Apokromatik)/Schmidt-Cassegrain
Dudukan: Equatorial

4. Pertimbangan keuangan
Berikut perhitungan kasar.
  • Dibawah 5jt Rupiah, 150mm-200mm Dobsonian untuk melihat bintang, 100mm Refraktor bisa untuk langit/alam.
  • Sampai 15jt Rupiah Schmidt-Cassegrain 200mm yang dilengkapi komputer, 250-300mm Dobsonian, atau Newtonian, Refraktor yang sudah dilengkapi komputer.
Harga menentukan pilihan, tapi untuk mendapatkan yang terbaik bukanlah berdasarkan harga atau keuangan. Pintar-pintar memilih dan merencanakan. Selamat berburu langit malam dengan teleskop.

Penulis : Venus Juanda