Saat Matahari di atas Ka'Bah
Istiwa a’dhom atau Rashdul Kiblat
adalah peristiwa Matahari berada tepat di atas Mekah, Saudi Arabia. Saat itu
terjadi, maka arah ke Matahari akan sama dengan arah Kiblat, selama di lokasi tersebut
Matahari terlihat. Peristiwa Istiwa a’doam atau Rashdul Kiblat dimanfaatkan
oleh umat Islam untuk menentukan arah Kiblat berdasarkan observasi.
Untungnya menentukan arah kiblat dengan tepat itu tidak
sulit. Tidak perlu alat canggih. Dengan berbekal sinar matahari, kita bisa menentukannya dengan
amat teliti. Cara ini bahkan bisa lebih teliti dibandingkan dengan menggunakan
kompas yang sangat mudah terpengaruh dengan medan magnet di sekitarnya.
Kita juga bisa mengukur arah Kiblat menggunakan ponsel . yakni
menggunakan app seperti Dioptra di
Android atau Theodolite di iPhone. Bidik posisi Matahari menggunakan app
tersebut dan app akan menampilkan arahnya yang ditampilkan dengan keterangan
‘azimuth’ atau ‘bearing’. Angka yang didapatkan adalah angka arah Kiblat yang
valid dan seharusnya mendekati nilai resmi yang dikeluarkan Kementerian Agama
atau lembaga agama lainnya.
Dalam satu tahun masehi, matahari singgah dua kali tepat di atas Ka’bah. Hal ini merupakan pengetahuan yang
sudah tua umurnya. Namun sepertinya masyarakat awam tidak banyak yang
mengetahui. Dalam bahasa arab disebut sebagai peristiwa Istiwa A’zham (Persinggahan Utama). Peristiwa ini
juga disebut "rashdul qiblah".
Tahukah anda, jika anda hidup di wilayah indonesia dan
sekitarnya, pergeseran arah kiblat sebesar 1 derajat
saja bisa melencengkan arah sekitar 100 km dari titik Ka’bah.
Semakin jauh kita dari Ka’bah lencengan arah ini akan semakin besar. Jadi,
sangat dianjurkan untuk setepat mungkin menentukan arah kiblat ini
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 28 Mei (atau 27 di tahun kabisat) pukul 12:18 waktu Mekah dan 16
Juli (atau 15 di tahun kabisat) pukul 12:27. Artinya, semua orang yang bisa melihat matahari pada saat itu dan
menghadapkan wajahnya ke sana telah menghadapkan wajahnya ke kiblat. Atau jika
kita melihat bayangan benda yang tegak
lurus di atas tanah, maka bayangan tersebut akan membentuk garis
membelakangi arah kiblat.
Bagi yang di Indonesia,
waktu kejadian tersebut adalah 28 Mei jam 16:18 WIB dan 16
Juli jam 16:27 WIB. Jadi, bagi yang ingin mengecek atau melihat
benar tidaknya arah kiblat yang digunakan selama ini silakan keluar pada waktu
tersebut dan lihat matahari (atau bayangannya).
Wilayah yang bisa
melihat matahari saat di atas Ka'bah
Tidak semua wilayah bumi mengalami siang atau bisa melihat matahari pada
saat ia berada tepat di atas Ka'bah. Berikut ini adalah gambar wilayah yang
bisa melihat:
Peta wilayah dunia yang bisa melihat matahari
di atas Ka’bah. Seluruh wilayah di benua Eropa, Afrika dan hampir seluruh Asia
bisa melihat peristiwa ini.
Saat Matahari di Bawah
Ka'bah
Menurut sumber yang ada peristiwa ini juga dapat
digunakan untuk membuktikan bentuk Bumi, gunakanlah “peta Bumi datar” dan
globe. Pada peta Bumi datar tariklah garis dari lokasi kita ke kota Mekah.
Sedangkan untuk model Bumi bulat, tarik benang sepanjang permukaan globe antara
Mekah dan lokasi kita. Kemudian hitung sudut keduanya dengan busur derajat.
Untuk lokasi di Indonesia, tak sulit untuk menyimpulkan
bahwa arah Kiblat berdasarkan hasil perhitungan Bumi datar selalu melenceng
sekitar 30°. Sedangkan kiblat hasil model Bumi bulat selalu konsisten sama
dengan hasil observasi. Hal ini sudah cukup untuk membuktikan Bumi itu bulat,
dan tidak datar seperti yang diklaim oleh kaum Bumi datar.
By : Keilmuan Jastro 19/20