Kamis, 22 Juni 2017

Kubah Angkasa

Ketika kita menatap bintang, langit malam terlihat membentuk cawan gelap besar di atas kepala kita, dengan bintang-bintang melekat padanya ataupun bersinar melaluinya. Hal ini terlihat sama di manapun kita berada di Bumi. Dengan kata lain, Bumi sepertinya merupakan pusat dari kubah angkasa yang luas.


Universe
Bola Langit

Para astronom kuno menyangka bahwa langit adalah sebuah kubah dan menyebutnya sebagai BOLA LANGIT. Sekarang, kita tahu bahwa bulatan angkasa itu hanyalah sebuah ilusi. Tidak ada kubah gelap mengelilingi Bumi dengan bintang-bintang melekat pada permukaan dalamnya. Kegelapan langit malam disebabkan kekosongan ruang angkasa yang sepertinya berlangsung selamanya, dengan bintang-bintang bertaburan tak beraturan di dalamnya, semuanya pada jarak yang berbeda.

Apalagi yang telah diperhatikan oleh nenek moyang kita mengenai langit malam? Mereka melihat bintang-bintang berputaran seperti roda di atas kepala. Naik melalui cakrawala di timur, melengkung ke atas melalui langit untuk kemudian turun lagi menjelang malam, sebelum mereka menghilang di bawah cakrawala di ufuk barat. Jadi, bola langit yang seolah-olah berputar mengelilingi Bumi sekali dalam sehari, dari timur ke barat, sambil membawa bintang-bintang bersamanya. Lagi-lagi mereka salah, Bumi-lah yang berputar di ruang angkasa, sementara bintang-bintang di angkasa tetap diam. Bumi berputar pada sumbunya sekali dalam sehari dari barat ke timur. Namun, walaupun bola langit tidak pernah ada, konsepnya sangat berguna. Bintang-bintang sedemikian jauhnya sehingga terlihat diam melekat pada bagian dalam bola yang berputar. Para astronom menggunakan geometri dari bola ini untuk menunjukkan posisi bintang di langit.

Dari Kutub ke Kutub
Bumi berputar seperti gasing mengelilingi sumbu khayal melewati kutub Utara dan Selatan. Bola langit juga berputar mengelilingi sumbu yang sama, yang menyentuh bola pada titik yang kita sebut dengan KUTUB LANGIT UTARA DAN SELATAN. Semua bintang di langit malam terlihat berputar mengelilingi kutub-kutub langit.

Di antara Kutub Utara dan Selatan, di bagian tengah, terdapat garis khayal sepanjang keliling Bumi yang kita sebut dengan Khatulistiwa. Apabila kita proyeksikan garis ini ke bola langit, maka kita akan dapatkan KHATULISTIWA LANGIT. Dengan cara sama yang dilakukan para ahli geografi, yaitu menggunakan Khatulistiwa sebagai acuan untuk semua tempat yang ada di Bumi, para astronom juga menggunakan khatulistiwa langit sebagai acuan pada bola langit.

Belahan Bumi
Belahan Bumi
Khatulistiwa langit membelah bola langit atas dua bagian yang sama besar. Dan lagi-lagi, dengan menggunakan analogi bola Bumi, kita menyebut kedua belahan tersebut sebagai Belahan Bumi Utara dan Selatan. Masing – masing memiliki kumpulan rasi bintangnya sendiri.

Apa yang kamu lihat ?
Bagaimana kamu melihat bintang-bintang bergerak di langit tergantung tepatnya pada tempat kamu melakukan pengamatan. Pada Kutub Utara dan Selatan, bintang-bintang akan bergerak dalam lingkaran-lingkaran yang sejajar dengan cakrawala. Di Khatulistiwa, bintang-bintang naik dan turun secara vertikal. Di daerah bintang antara keduanya, bintang-bintang naik dan turun dengan membentuk sudut terhadap cakrawala.

KATA KUNCI ( Keywords )
BOLA LANGIT :
Kubah langit angkasa yang mengelilingi Bumi sebagai pusatnya.


 (Penulis : Venus Juanda_DKJ_16/17) - JASTRO

Langit Malam ( Sky at Night )

Rasi bintang, nama yang kita berikan pada pola yang dibentuk oleh cahaya bintang terang, membantu kita menemukan arah di langit malam. Rasi bintang ini terlihat tidak berubah sejak para astronom pertama kali mulai serius mempelajari angkasa sekitar 5.000 tahun yang lalu. Juga sepertinya tidak akan berubah selama beberapa milenia ke depan.


Sky at night
Rasi Orion
Rasi Bintang
Langit malam dipenuhi bintang-bintang dan dapat membingungkan ketika dilihat pertama kali. Tetapi ketika matamu mulai terbiasa dengan suasana gelap, maka dapat kamu perhatikan bahwa terdapat beberapa bintang yang lebih terang dari bintang lainnya. Di dalam pikiranmu, kamu dapat membayangkan garis yang menghubungkan bintang-bintang terang tersebut sehingga membentuk pola-pola yang dapat dikenali di kemudian hari. Pola yang dibentuk bintang terang ini disebut RASI BINTANG. Mereka dapat memudahkan penyelidikan tentang langit malam.



Mitos dan Monster
Ribuan tahun lalu, para astronom kuno menamai rasi bintang sesuai dengan gambar yang terbentuk oleh pola-pola bintang. Sekarang, kita menggunakan nama-nama rasi bintang yang diberikan oleh bangsa Yunani kuno, tetapi dalam bahasa latinnya. Bangsa Yunani menamai rasi bintang berdasarkan dewa dan dewi, pahlawan, hewan, dan monster yang terdapat dalam mitologi mereka. Mereka meramu dongeng-dongeng berkesan mengenai bagaimana tokoh yang terbentuk dari rasi bintang dapat berada di angkasa.

Hanya sebagian kecil rasi bintang yang terlihat sama dengan tokoh yang diwaakilinnya. Sebagai contoh, cukup mudah melihat pola bintang Scorpio seperti kala jengking berekor melengkung yang siap menggigit. Dan pola bintang Cygnus memang terlihat seperti angsa yang sedang terbang, dengan sayapnya yang terentang dan leher panjangnya yang menjulur ke depan. Tetapi, cukup sulit untuk melihat wanita sedang duduk di kursi ketika melihat pola berbentuk huruf W dari bintang terang Cassiopeia, atau seekor kambing jantan pada bintang-bintang Aries yang tidak menarik perhatian.

Terbang Terpisah
Karena rasi bintang tidak berubah seiring waktu, kita menganggap tempat mereka tetap sama di langit (seperti juga anggapan nenek moyang kita), atau setidaknya bergerak bersamaan di ruang angkasa dalam satu kelompok. Tidak satupun yang benar dari dugaan dugaan ini. Dengan beberapa pengecualian, bintang-bintang pada pola rasi bintang tidak saling berhubungan dan sebenarnya berada jauh sekali antara yang satu dengan lainnya. Alasan mengapa kita dapat melihatnya bersama-sama di dalam satu rasi bintang hanyalah karena mereka kebetulan berada dalam arah yang sama di ruang angkasa.

Mengukir Langit
Para astronom zaman sekarang mengenali adanya 88 rasi bintang berbeda (lebih banyak dari yang dikenal pada zaman dahulu). Setiap rasi bintang mengacu tidak hanya pada bintang-bintang terang yang membentuk rasi bintang, tetapi juga pada daerah tertentu di langit dan semua bintang yang termasuk di dalamnya. Di antara satu rasi bintang dengan rasi bintang di sekitarnya terdapat perbatasan yang sangat jelas.



KATA KUNCI ( Keywords )
RASI BINTANG :
Pola dari bintang-bintang terang yang membantu pembentukan peta langit malam.


 (Penulis : Venus Juanda_DKJ_16/17) - JASTRO

Pembentukan Tata Surya ( Solar System Formed )

Tata Surya tidaklah selalu sama seperti yamng ada saat ini. Terlahir dari putaran awan gas dan debu, Tata Surya membutuhkan waktu 4,5 Miliar tahun untuk mencapai keadaannya yang sekarang.
Ilustrasi Awan Gas dan Debu Tata Surya
Terlahir dari PROPLYD
Sebagai sebuah bintang biasa, Matahari terbentuk dari nebula besar memadat. Matahari memulai hidup sebagai bola gas dan debu yang menyusut, yang tertarik oleh gravitasi. Pada saat menyusut, energi gravitasi yang dilepaskan mendorong suhunya naik hingga menjadi cukup panas untuk menyalakan tuingku pembakaran nuklirnya. Kemudian, Matahari mulai bersinar.
Ilustration of Planetesimals Theory
Pada saat bersamaan , Matahari dikelilingi oleh cakram berputar yang terbuat dari gumpalan-gumpalan materi yang disebut PLANETESIMAL. Di dekat bagian dalam cakram, disini suhu paling panas, terdapat bongkahan batu dan logam yang relatif berat, terutama besi. Di bagian laut, yang suhunya lebih dingin, terdapat bongkahan es dan gas-gas yang membeku. Bagian terluar, pada tepi, terdapat konsentrasi gas-gas sangat ringan, yaitu hidrogen dan helium. Para astronom menyebut cakram ini dengan PROPLYD, singkatan dari PROTOPLANETARY DISK ( CAKRAM PROTOPLANET ).  Teleskop Ruang Angkasa Hubble memperlihatkan banyak cakram seperti ini pada nebula yang sedang membentuk bintang.

Gagasan Nebula
Immanuel Kant
Penjelasan mengenai pembentukan Tata Surya sering disebut sebagai hipotesis nebula . Gagasan dimulai  sekitar tahun 1700-an oleh seorang filsuf berkebangsaan Jerman Immanuel Kant (1724-1804). Gagasan ini dikembangkan lebih jauh oleh astronom Perancis, Pierre Laplace (1749-1827)

Berkumpul Bersama
Dengan berlalunya waktu, planetesimal yang kecil dan berputar-putar di cakram ini saling bertabrakan satu dengan lainnya dan bergabung bersama. Dalam beberapa juta tahun, proses ini (disebut AKRESI) telah menuntun ke pembentukan benda-benda yang sangat besar, dan dengan gaya tarik gravitasi yang semakin kuat, benda ini menelan semua benda kecil di dekatnya, sama seperti pembersih-vakum kosmik.
 
Ilustration of Accretion ( AKRESI )

Planet-Planet Dalam ( Inner )
Empat benda langit yaitu planet dalam, terdiri atas Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars, terbentuk relatif dekat ke Matahari. Keempat planet ini terutama terbuat dari batu dan besi. Energi yang dilepaskan oleh benturan-benturan yang membentuk mereka menyebabkan mereka memanas dan meleleh. Logam-logam berat ternggelam ke pusatnya membentuk inti planet seperti yang kita kenal sekarang.

Planet-Planet Luar ( Outer )
Di bagian luar dan dingin dari Tata Surya yang baru lahir, planet planet berkembang dari gas-gas yang membeku. Di sinilah kita temui empat raksasa gas, yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet planet ini memiliki inti batu yang sangat kecil, tetapi bagian utamanya terdiri dari gas. Pada atmosfer yang tebal, gas-gas ditemukan dalam dari planet planet ini, gas-gas hadir dalam bentuk cairan atau bahkan dalam bentuk padatan.
Inner ( P. Dalam ) and Outer ( P. Luar)

KATA KUNCI ( Keywords )
AKRESI ( Accretion ):
Pembentukan benda-benda besar melalui benturan-benturan dengan benda yang kecil.
HIPOTESIS NEBULA :
Gagasan behwa Tata Surya dilahirkan dari suatu nebula.
PLANETESIMAL :
Gumpalan kecil materi yang membentuk planet-planet.

 (By : Venus_DKJ_16/17) - JASTRO

Selasa, 13 Juni 2017

Teori Pembentukan Bulan

Sampai sekarang masih belum diperoleh kepastian bagaimana bulan terbentuk dan menjadi satelit bumi. Berikut ini akan dipaparkan empat teori mengenai proses pembentukan bulan, yakni proses fisi bumi, penangkapan oleh bumi, kondensasi bahan pembentukan bulan di sekelliling bumi, dan tumbukan bumi dengan sebuah benda langit yang besar ukurannya.

TEORI FISI ( MOON FISSION THEORY )
Ilustrasi Teori Fisi Bulan ( Moon Fission Theory )

         Teori fisi mengemukakan bahwa bulan berasal dari calon bumi pada saat masih belum memadat. Menurut pendukung teori ini, proses fisi dibuktikan oleh samanya komponen pokok pembentuk bumi dan bulan. Teori ini juga dianggap bisa menjelaskan sedikitnya kandungan besi di bulan, yakni karena sebagian besar masih tertinggal di bumi.
Meskipun demikian, banyak peneliti menentang teori ini. Teori fisi tidak bisa menjelaskan mengapa bidang orbit bulan membentuk sudut 5 derajat terhadap ekliptika. Bila teori ini benar, maka bidaang orbit bulan seharusnya berimpit dengan bidang orbit bumi mengelilingi matahari ( ekliptika ).

TEORI PENANGKAPAN
 
Ilustrasi Teori Penangkapan Bulan
          Teori penangkapan mulai dikembangkan sekitar tahun 1955. Menurut teori ini, bulan datang dari daerah lain di tata surya. Pada suatu ketika, benda langit yang akan menjadi bulan ini bergerak cukup dekat dengan bumi sehingga ia mengalami tarikan gravitasi bumi. Gaya tarik gravitasi bumi menyebabkan benda langit tersebut mengorbit bumi dan menjadi satelit bumi. Para pendukung teori ini berpendapat, tidak seharusnya dua objek yang berdekatan dari berjarak sama dari matahari memiliki perbandingan komposisi unsur yang berbeda. Kelemahan terhadap teori penangkapan adalah bahwa proses penangkapan bisa dikatakan tidak mungkin terjadi karena jarak antarbenda langit yang sangat besar

TEORI KONDENSASI
           Menurut teori kondensasi , bumi dan bulan terbentuk bersamaan dari sumber bahan yang sama secara terpisah. Teori ini paling banyak memiliki penganut karena proses kondensasi memag analog dengan proses pembentukan tata surya.
           Jika kita bandingkan massa bumi dengan massa bulan, ternyata bumi hanya 81 kali lebih berat daripada bulan. Hal ini tidak sama dengan planet-planet besar dimana perbandingan planet dengan satelit satelitnya besar sekali, sehingga disini kita bisa menganggap bumi dan bulan sebagai planet kembar. Kedua planet kembar ini berasal dari materi yang sama umurnya, kemudian masing-masing memadat dan terbentuklah sistem bumi-bulan denga bulan sebagai satelit bumi. Sayangnya, teori ini memiliki kelemahan karena perbandingan komposisi materi kedua planet kembar in berbeda. Seharusnya, bila bumi dan bulan berasal dari materi yang sama, perbandingan komposisi materi kedua planet kembar ini sama juga.

TEORI TUMBUKAN
Ilustrasi Teori Tumbukan Bumi-Bulan

           Teori tumbukan sekarang merupakan hipotesis yang paling populer. Para ahli yang mengusulkannya mengatakan bahwa 4,6 milliar tahun lalu, sewaktu bumi belum memadat, sebuah benda langit bear (seukuran mars) menumbuk bumi. Akibatnya tumbukan ini, sebagian materi bumi beserta materi penyusun benda langit ini terlempar ke angkasa dan bergabung menjadi satu membentuk bulan.
         Astronom astronom Jay Melosh, David Stevenson, dan George Wetherill membuat simulasi komputer proses tumbukan ini. Simulasi menunjukkan bahwa peristiwa tumbukan ini megikis sebagian bumi dan melepaskan sejumlah materi ke angkasa, yang kemudian terkondensasi menjadi bulan. Hipotesis ini bisa menjelaskan beberapa masalah tentang struktur kimiawi bulan. Di permukaan bulan sedikit sekali terdapat logam, dan ini cocok dengan hipotesis tumbukan karena bulan berasal dari bagian kerak bumi. Tumbukan yang dasyat menghasilkan temperatur yang amat tinggi, dan ini menyebabkan hilangnya unsur-unsur yang mudah menguap seperti yang diamati sekarang ini.
          Karena jaraknya sangat dekat dengan bumi, bulan hampir dieksplorasi seluruhnya. Sudah tidak terlalu banyak lagi aspek – aspek bulan yang belum diketahui manusia. Sekarang manusia sudah melakukan pendekatan lain terhadap satelit bumi ini. Mereka sudah mulai berpikir bagaimana memanfaatkan bulan untuk kepentingan manusia. Salah satunya untuk usaha membuat fasilitas fasilitas pengamatan bintang ( observatorium ). Alasan untuk ini adalah dibulan tidak ada atmosfer, kondisi seismiknya relatif stabil dibandingkan dengan bumi, sedikitnya gangguan cahaya dan gelombang radio, serta melimpahnya  bahan bahan mentah yang bisa digunakan untuk menbangun observatrium.
          Dalam sebuah pidato yang diucapkan pada tanggal 20 Juli 1988, Presiden Amerika Serikat George Bsuh menyatakan dukungannya pada pembangunan suatu stasiun permanen di permukaan bulan. Ia mengharapkan agar pada beberapa abad yang datang rencana di atas bisa dilaksanakan.

Writter and Editor : Venus Juanda_Jastro_16/17