Berikut macam-macam warisan dan peningglan para astronom muslim pada
abad ke-9 M dan abad ke-10 M, sebagai bukti sumbangan mereka terhadap peradaban
dunia. Adapun beberapa warisan dari mereka tersebut antara lain :
Masih
banyak warisan ilmuwan astronom muslim pada masa-masa keemasan umat Islam. Berdasarkan
kepada hasil dokumentasi penelitian dari para ilmuwan dari negeri Eropa selain
Prof. DR. David King, seperti dari dokumentasi ahli sejarah dari Utrecht
University Belanda, yaitu DR. Edward Stewart Kennedy dan DR. Jan P. Hoogendijk.
Serta para ilmuwan sejarah lainnya, yang telah melakukan penelitian terkait
dengan peninggalan para syuhada cendikiawan muslim yang berkecimpung di dunia
astronomi ini. Dimana, segala hasil penelitian mereka laksana emas dan permata
hilang yang telah kembali ditemukan, bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia.
Penulis : Venus Juanda_DKJ_JASTRO 16/17
1. Peninggalan Al
KHAWARIZMI
Al Khawarizmi dikenal sebagai ilmuwan muslim terkemuka
dibidang algoritma pada abad ke-9 M, yang lebih populer saat ini dikenal
sebagai pencetus embrio lahirnya ilmu komputer. Ternyata, beliau juga memiliki
keahlian yang teramat istimewa dalam bidang astronomi. Perihal ini dibuktikan
dengan :
·
Beliau memiliki tabel astronomis, yang bisa
dimanfaatkan untuk bermacam keperluan perkembangan riset di bidang keilmuan
astronomi, dan merupakan embrio (cikal bakal) berbagai macam keilmuan astronomi
di era modern ini.
·
Beliau adalah ilmuwan pertama yang mengungkapkan bahwa
bumi berotasi dengan sudut kemiringan sebesar 23,5 derajat terhadap bidang
ekliptika.
2. Peninggalan IBNU YUNUS
Ibnu Yunus merupakan sosok ilmuwan muslim tangguh yang
terlahir pada abad ke-10 M. Beliau merupakan ilmuwan muslim yang memiliki
keahlian istimewa di bidang astronomi dan matematika. Sebagai astronom
terkemuka dari Mesir pada abad ke-10 M, Ibnu Yunus yang merupakan suksesor dari
Al Khawarizmi memiliki banyak warisan terhadap kemajuan peradaban dunia. Hal
ini dibuktikan dengan ditemukannya beberapa peninggalan beliau, sebagai bukti
nyata hasil kerja kerasnya dalam memajukan keilmuan astronomi, antara lain :
A) Beliau memiliki banyak warisan tabel astronomis, yang saat ini masih
tersimpan di sejumlah museum negara muslim di kawasan timur tengah, salah
satunya di Egyptian National Museum, Mesir. Beberapa tabel astronomis
warisan beliau, antara lain :
·
Tabel nilai sinus untuk setiap menit busur (dengan
ketentuan 1 menit busur = 1/60 derajat)
·
Tabel bintang yang menampilkan bujur (longitude)
dan lintang (latitude) untuk 59 bintang dengan masing-masing bintang,
diberi nama dengan nama tertentu, dengan waktu acuan (epoch) penelitian
pada tahun 1032 M,
·
Tabel tentang azimuth sebagai fungsi ketinggian
(altitude) matahari saat tepat berada di garis ekuator langit. Dalam hal
ini, berarti posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa bumi yang
disebut dengan istilah equinox. Selain itu, beliau juga menyusun tabel
tentang azimuth, yang berkaitan dengan posisi matahari pada titik paling
utara dan paling selatan saat diamati dari permukaan bumi, yang disebut dengan
istilah solstice. Dapat diambil kesimpulan dalam hal ini, bahwa equinox
dan solstice, merupakan bagian dari siklus pergerakan semu matahari
sepanjang tahun.
·
Tabel untuk menghitung lamanya waktu siang hari (length
of daylight) berlangsung, yang pertama kali dikembangkan di Cairo.
Sehingga, hasil penemuan beliau dapat dipakai, sebagai dasar untuk menentukan lenght
of daylight, pada seluruh daerah diseluruh penjuru dunia.
B) Ibnu Yunus merupakan ilmuwan pertama yang menemukan pendulum,
dimana kiprah beliau sangat jauh mendahului Galileo Galilei, yaitu lebih kurang
selama 600 tahun. Pendulum adalah sebuah instrumen tergantung yang terbuat dari
logam dengan dibebani sebuah benda bermassa tertentu, yang dapat berayun secara
berosilasi ke kiri dan ke kanan atau dalam arah kedepan dan ke belakang, dengan
membentuk sudut ayunan tertentu. Selama pergerakannya, gerakan pendulum
tersebut dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi. Sehingga, selama pergerakkannya
pada titik tertentu dapat teramati terjadinya ayunan yang bersifat konstan.
Pendulum pada dasarnya bergerak dibawah suatu pengaruh medan energi.
Ibn Yunus and The Pendulum |
C) Ibnu Yunus juga menyusun persamaan ketinggian dan bujur matahari
terkait waktu dalam bentuk ( a(h, ) ), dimana dalam hal ini :
·
h sebagai fungsi ketinggian (altitude)
matahari, dan sebagai bujur (longitude) matahari. Persamaan diatas
dipergunakan oleh Ibnu Yunus dengan menggunakan nilai kemiringan sudut rotasi
bumi terhadap bidang ekliptika sebesar 23,5 derajat, yang merupakan buah karya
dari ilmuwan muslim sebelumnya, yaitu Al-Khawarizmi. Tabel fungsi waktu
tersebut disusun untuk h = 1, 2, 3, …, 83 derajat, dan = 1, 2, …, 90 dan 181,
182, …, 270 derajat. Tabel tersebut cukup akurat, walaupun terdapat beberapa error
untuk altitude yang sedikit besar. Ibnu Yunus juga menyusun tabel yang disebut Kitab
as-Samt berupa azimuth matahari sebagai fungsi altitude dan longitude
matahari untuk kota Kairo.
D) Ibnu Yunus juga telah mampu menjelaskan fenomena pergerakkan
berupa rotasi dan revolusi pada planet dan asteroid pada abad ke-10 M, termasuk
8 planet besar yang diketahui oleh para ilmuwan hingga saat ini, disamping
sejumlah asteroid yang berjumlah sekitar 40 buah asteroid, yang ditelitinya
pada saat itu. Selain itu, selama kiprahnya beliau juga telah menyaksikan dan
menjelaskan fenomena gerhana bulan dalam catatan yang ditulisnya, dimana beliau
telah mendokumentasikan sebanyak 30 kali kejadian gerhana bulan di daerah
Mesir.
Asteroid |
E) Ibnu Yunus, juga merupakan seorang matematikawan islam besar yang
memiliki karya yang sangat fenomenal dalam bidang trigonometri, yang
terdokumentasi dalam buku yang berjudul al-Jiz al-Hakimi al-Kabir.
Dimana, beliau memiliki keahlian istimewa dalam memecahkan persoalan, berupa
pemecahan persamaan trigonometri yang sangat rumit, yang tidak mampu dipecahkan
oleh kebanyakkan matematikawan pada saat itu di seluruh penjuru dunia. Suatu
fakta yang lebih mengagumkan lagi, ternyata beliau memiliki kemampuan yang luar
biasa istimewanya dalam mengaplikasikan ilmu trigonometri yang dikuasainya
tersebut, untuk menguak segala macam fenomena pergerakkan benda antariksa yang
berada di langit, yang masih menjadi rahasia pada saat itu. Dimana untuk
perihal ini, sangat banyak dari ilmuwan di seluruh penjuru dunia yang tidak
sanggup untuk melakukannya pada saat itu, baik dari kalangan astronom, maupun
matematikawan.
Sehingga dari segala macam warisannya diatas, maka
dapat dikatakan bahwa, Ibnu Yunus merupakan kontributor utama penyusun waktu di
seluruh penjuru dunia. Dimana, hasil pemikiran beliau terpakai dalam
pengembangan dunia IPTEK hingga saat ini.
Atas segala macam kiprahnya dalam dunia astronomi
tersebut, maka secara sportif International Astronomical Union
(IAU), sebagai lembaga astronomi tertinggi di dunia yang beranggotakan semua
negara di dunia. Memberikan penghargaan dan penghormatan setinggi-tingginya
kepada Ibnu Yunus, dengan nengabadikan nama beliau pada sebuah kawah di
permukaan bulan. Sehingga, ada sebuah kawah di permukaan bulan yang bernama
kawah Ibnu Yunus.
3. Peninggalan HUSAIN HUSNI
Husain Husni merupakan astronom Islam yang berasal
dari Arab Saudi, yang berdomisili di kota Mekkah. Beliau memiliki warisan yang
hampir sama dengan Ibnu Yunus, yaitu berupa tabel waktu sebagai fungsi altitude
dan longitude matahari untuk latitude tertentu. Dalam hal ini,
beliau mendokumentasikan kota Mekkah menunjukkan waktu altitude matahari
35 sampai dengan 65 derajat di timur dan barat.
4. Sejumlah Peninggalan
Peralatan (Instrumen) Astronom Islam
Terdapat beberapa instrumen peninggalan para astronom
Islam, yang berhasil dihimpun dalam penelitian Prof. DR. David King, yang
dituliskannya dalam bukunya tersebut, antara lain :
·
Ditemukannya Astrolabe, astrolabe adalah
instrumen astronomi untuk menentukan waktu dan posisi : matahari, bintang,
bulan dan planet. Meski astrolabe sudah dibuat para ilmuwan terdahulu
sekitar abad ke-4 M. Namun, pengembangan dan peneyempurnaannya jauh lebih maju
terjadi di dunia sains Islam, pada abad ke-9 M dan abad ke-10 M. Astrolabe tertua
yang pernah dikenal saat ini berasal dari Iraq, yang diciptakan oleh para
ilmuwan Islam pada akhir abad ke-10 M.
Astrolabe |
·
Ditemukannya Quadrant, quadrant adalah
alat yang digunakan untuk mengukur sudut sampai dengan 90 derajat. Terdapat
empat jenis quadrant dalam astronomi Islam, yaitu quadrant sinus
untuk menyelesaikan problem trigonometri, quadrant universal untuk
menyelesaikan problem astronomi pada sembarang lintang, horary quadrant
yang berkaitan dengan waktu dan matahari, serta astrolabe quadrant yang
bersumber dari astrolabe.
Quadrant |
·
Suatu hal yang paling menarik, ternyata penemu kompas
sebagai petunjuk arah dan mata angin, adalah ilmuwan islam di bidang astronomi.
Sebelum disempurnakan oleh ilmuwan suksesornya yang juga seorang ilmuwan muslim
asal Uni Emirat Arab, Ibnu Majid, pada abad ke-15. Ibnu Majid adalah ilmuwan
yang memiliki keahlian utama dibidang maritim. Beliau adalah salah satu sosok
ilmuwan muslim tangguh, yang disegani dan dijuluki dengan ‘Singa Lautan’ oleh
para ilmuwan sedunia (baik muslim maupun non-muslim) dimasa-masa kejayaannya.
==========================================================================
Penulis : Venus Juanda_DKJ_JASTRO 16/17