Selasa, 13 Juni 2017

Teori Pembentukan Bulan

Sampai sekarang masih belum diperoleh kepastian bagaimana bulan terbentuk dan menjadi satelit bumi. Berikut ini akan dipaparkan empat teori mengenai proses pembentukan bulan, yakni proses fisi bumi, penangkapan oleh bumi, kondensasi bahan pembentukan bulan di sekelliling bumi, dan tumbukan bumi dengan sebuah benda langit yang besar ukurannya.

TEORI FISI ( MOON FISSION THEORY )
Ilustrasi Teori Fisi Bulan ( Moon Fission Theory )

         Teori fisi mengemukakan bahwa bulan berasal dari calon bumi pada saat masih belum memadat. Menurut pendukung teori ini, proses fisi dibuktikan oleh samanya komponen pokok pembentuk bumi dan bulan. Teori ini juga dianggap bisa menjelaskan sedikitnya kandungan besi di bulan, yakni karena sebagian besar masih tertinggal di bumi.
Meskipun demikian, banyak peneliti menentang teori ini. Teori fisi tidak bisa menjelaskan mengapa bidang orbit bulan membentuk sudut 5 derajat terhadap ekliptika. Bila teori ini benar, maka bidaang orbit bulan seharusnya berimpit dengan bidang orbit bumi mengelilingi matahari ( ekliptika ).

TEORI PENANGKAPAN
 
Ilustrasi Teori Penangkapan Bulan
          Teori penangkapan mulai dikembangkan sekitar tahun 1955. Menurut teori ini, bulan datang dari daerah lain di tata surya. Pada suatu ketika, benda langit yang akan menjadi bulan ini bergerak cukup dekat dengan bumi sehingga ia mengalami tarikan gravitasi bumi. Gaya tarik gravitasi bumi menyebabkan benda langit tersebut mengorbit bumi dan menjadi satelit bumi. Para pendukung teori ini berpendapat, tidak seharusnya dua objek yang berdekatan dari berjarak sama dari matahari memiliki perbandingan komposisi unsur yang berbeda. Kelemahan terhadap teori penangkapan adalah bahwa proses penangkapan bisa dikatakan tidak mungkin terjadi karena jarak antarbenda langit yang sangat besar

TEORI KONDENSASI
           Menurut teori kondensasi , bumi dan bulan terbentuk bersamaan dari sumber bahan yang sama secara terpisah. Teori ini paling banyak memiliki penganut karena proses kondensasi memag analog dengan proses pembentukan tata surya.
           Jika kita bandingkan massa bumi dengan massa bulan, ternyata bumi hanya 81 kali lebih berat daripada bulan. Hal ini tidak sama dengan planet-planet besar dimana perbandingan planet dengan satelit satelitnya besar sekali, sehingga disini kita bisa menganggap bumi dan bulan sebagai planet kembar. Kedua planet kembar ini berasal dari materi yang sama umurnya, kemudian masing-masing memadat dan terbentuklah sistem bumi-bulan denga bulan sebagai satelit bumi. Sayangnya, teori ini memiliki kelemahan karena perbandingan komposisi materi kedua planet kembar in berbeda. Seharusnya, bila bumi dan bulan berasal dari materi yang sama, perbandingan komposisi materi kedua planet kembar ini sama juga.

TEORI TUMBUKAN
Ilustrasi Teori Tumbukan Bumi-Bulan

           Teori tumbukan sekarang merupakan hipotesis yang paling populer. Para ahli yang mengusulkannya mengatakan bahwa 4,6 milliar tahun lalu, sewaktu bumi belum memadat, sebuah benda langit bear (seukuran mars) menumbuk bumi. Akibatnya tumbukan ini, sebagian materi bumi beserta materi penyusun benda langit ini terlempar ke angkasa dan bergabung menjadi satu membentuk bulan.
         Astronom astronom Jay Melosh, David Stevenson, dan George Wetherill membuat simulasi komputer proses tumbukan ini. Simulasi menunjukkan bahwa peristiwa tumbukan ini megikis sebagian bumi dan melepaskan sejumlah materi ke angkasa, yang kemudian terkondensasi menjadi bulan. Hipotesis ini bisa menjelaskan beberapa masalah tentang struktur kimiawi bulan. Di permukaan bulan sedikit sekali terdapat logam, dan ini cocok dengan hipotesis tumbukan karena bulan berasal dari bagian kerak bumi. Tumbukan yang dasyat menghasilkan temperatur yang amat tinggi, dan ini menyebabkan hilangnya unsur-unsur yang mudah menguap seperti yang diamati sekarang ini.
          Karena jaraknya sangat dekat dengan bumi, bulan hampir dieksplorasi seluruhnya. Sudah tidak terlalu banyak lagi aspek – aspek bulan yang belum diketahui manusia. Sekarang manusia sudah melakukan pendekatan lain terhadap satelit bumi ini. Mereka sudah mulai berpikir bagaimana memanfaatkan bulan untuk kepentingan manusia. Salah satunya untuk usaha membuat fasilitas fasilitas pengamatan bintang ( observatorium ). Alasan untuk ini adalah dibulan tidak ada atmosfer, kondisi seismiknya relatif stabil dibandingkan dengan bumi, sedikitnya gangguan cahaya dan gelombang radio, serta melimpahnya  bahan bahan mentah yang bisa digunakan untuk menbangun observatrium.
          Dalam sebuah pidato yang diucapkan pada tanggal 20 Juli 1988, Presiden Amerika Serikat George Bsuh menyatakan dukungannya pada pembangunan suatu stasiun permanen di permukaan bulan. Ia mengharapkan agar pada beberapa abad yang datang rencana di atas bisa dilaksanakan.

Writter and Editor : Venus Juanda_Jastro_16/17

0 komentar:

Posting Komentar